Setiap wanita tentunya perlu mencari cara mengetahui siklus menstruasi untuk menentukan apakah siklus haidnya termasuk lancar atau tidak. Karena tidak bisa dipungkiri, bisa saja muncul gangguan-gangguan menstruasi pada wanita. Gangguan-gangguan ini ada banyak variasinya, mulai dari yang darah haidnya terlalu banyak atau terlalu sedikit, nyeri ketika sedang haid, serta munculnya depresi menjelang menstruasi alias yang dikenal sebagai premenstrual dysphoric disorder. Untuk itu, kita perlu mengenali gangguan-gangguan menstruasi, ciri-cirinya, serta cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.
Pada dasarnya, siklus menstruasi yang normal akan terjadi setiap 21 sampai 35 hari sehari. Sementara itu, menstruasi akan berlangsung selama 4 sampai 7 hari. Akan tetapi, bisa saja siklus menstruasi mengalami gangguan. Gangguan menstruasi ini bisa disertai dengan keluhan-keluhan tertentu, misalnya saja seperti rasa nyeri dan kram yang parah serta rasa depresi ketika menjelang menstruasi.
Tentunya, gangguan-gangguan menstruasi akan membuat aktivitas sehari-hari kita menjadi terganggu. Maka dari itu, kita perlu mengenali gangguan tersebut untuk dapat menghindarinya. Soalnya, gangguan menstruasi bisa berdampak pada masalah kesuburan. Berikut ini terdapat beberapa jenis gangguan menstruasi yang dapat dialami perempuan.
1. Amenorea
Gangguan menstruasi yang satu ini terdiri atas dua jesnis, yakni amenorea primer dan amernorea sekunter. Amenorea primer terjadi ketika seorang perempuan belum pernah sama sekali mengalami haid hingga usianya mencapai 16 tahun. Sementara itu, amenorea sekunder terjadi ketika seorang wanita usia subur yang tidak dalam kondisi hamil dan pernah mengalami menstruasi sebelumnya berhenti mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Baik amenorea primer dan sekunter memiliki penyebab yang berbeda. Amenorea primer disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi, maupun masalah yang terdapat pada ovarium alias indung telur atau rahim. Sementara itu amenorea sekunter dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kehamilan, menyusui, stress berat, penurunan berat badan secara berlebihan, penyakit tertentu seperti tiroid, serta menopause
2. Dismenorea
Dismenorea terjadi ketika seorang wanita yang menstruasi merasa nyeri, terutama pada hari pertama dan hari kedua haid. Gejala dismenorea dapat berupa nyeri dan kram pada perut bagian bawah. Kadang, rasa nyeri ini juga muncul hingga ke punggung bagian bawah maupun paha. Rasa nyeri akibat dismenorea ini dapat juga disertai dengan munculnya sakit kepala, mual, maupun muntah. Dismenorea disebabkan oleh keadaan dimana kadar hormon prostaglandin yang tinggi ketika sedang hari haid pertama. Selama beberapa hari, kadar hormon ini akan perlahan-lahan berkurang sehingga rasa nyeri akibat haid juga akan mereka. Biasanya, nyeri haid jenis yang satu ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia maupun setelah melahirkan. Selain dikarenakan adanya hormon prostaglandin, dismenoria juga dapat disebabkan oleh kelainan sistem reproduksi wanita.
3. Menorrhagia
Menorrhagia merupakan sebuah gangguan menstruasi yang menyebabkan darah menstruasi keluar secara berlebihan. Jumlah darah yang terlampau banyak ini dapat menyebabkan aktivitas-aktivitas kita menjadi terganggu. Sementara itu, menorrhagia juga dapat membuat siklus haid yang biasanya berlangsung selama 5-7 hari menjadi lebih panjang. Selain memiliki siklus yang lebih panjang, menorrhagia juga membuat darah yang keluar disertai dengan gumpalan-gumpalan darah sebesar koin atau lebih. Darah yang keluar ini dapat disertai dengan rasa nyeri di bagian perut bawah selama haid berlangsung. Apabila seseorang yang mengalami menorrhagia sudah mengalami pusing, nyeri, mual, dan muntah, maka orang tersebut disarankan untuk ke dokter.