Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]: 09).
Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki hati dan naluri yang membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya. Pada dasarnya, semua ciptaan Allah tentu akan binasa. Sebagai contoh, alam semesta yang akan mengalami kebinasaan pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah. Hal inilah yang menjadi rahasia terbesar Ilahi. Seperti halnya kita yang merupakan ciptaan Allah, pada hakikatnya kita juga akan berjumpa dengan masa perpisahan kita dengan alam duniawi.
Perpisahan kita tentu akan menjadi misteri dan teka-teki terbesar, termasuk pada era revolusi industri 4.0 ini yang sudah sangat canggih dalam hal teknologi dan sudah berkembang semakin modern. Tetap saja, kita tidak akan mengetahui secara pasti kapan kita akan berpisah dengan alam dunia yang hanya bersifat sementara ini saja.
Mengetahui adanya fakta bahwa kita suatu hari nanti akan pergi meninggalkan dunia ini, tentu kita perlu mempersiapkan diri. Apalagi, kita juga menjadi makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya. Sudah menjadi kewajiban untuk bersiap mengalami perpisahan dengan alam dunia ini. Karena pada dasarnya, tidak ada satupun manusia yang mengetahui secara persis, kapan dan dimana kita akan berpisah dengan dunia ini.
Firman Allah berikut ini juga memberikan penjelasan secara eksplisit bahwa ketika kita harus menghadap Allan, maka kita tidak bisa menunda atau mendahulukannya. Pada kitab suci Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan ayat yang artinya:
“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun”. (QS. An-Nahl [16]: 61).
Doa sakaratul maut merupakan salah satu bentuk persiapan akhir yang bisa dilakukan manusia. Kematian sendiri berdasarkan ilmuwan mirip seperti kehidupan karena kematian merupakan dasar utamanya. Hal ini bisa kita temukan isyaratnya melalui ayat Al-Quran. “Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya”. (QS. Al-Mulk [67]: 02).
Berdasarkan penjelasan para ilmuwan, masa tua menjadi masa-masa yang digunakan untuk mengakhiri kehidupan manusia secara alami. Apabila tidak, maka setiap upaya yang dilakukan untuk memperpanjang hidup di atas batas-batas tertentu tentu dapat memberikan banyak penyebab, misalnya seperti terserang penyakit atau mengalami kecelakaan. Para ilmuwan juga menjelaskan bahwa setiap upaya yang dilakukan untuk meraih keabadian merupakan hal yang bertentangan dengan alam.
Melalui penjelasan para ilmuwan, dapat disimpulkan bahwa terlepas dari seberapa banyak dana, baik miliaran dolar yang dihabiskan untuk bisa memperpanjang usia, tetap tidak akan ada hasil dan manfaat yang tercipta. Hal ini pun pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena Allah tidak pernah memberikan suatu penyakit kecuali Allah berikan penawarnya kecuali satu masa tua”. (HR. Ahmad).
Sebelum kematian menghampiri, kita akan menghadapi sakaratul maut. Berdasarkan etimologinya, sakaratul maut diambil dari bahasa Arab yakni kata “sakarat” dan “maut.” Sakarat dapat diartikan sebagai mabuk sementara maut dapat diartikan sebagai kematian. Maka dari itu, sakaratul maut berarti orang yang sedang dimabuk oleh masa-masa kematiannya. Ketika sedang menghadapi kematian, seseorang bisa memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian sendiri bisa terjadi ketika pernapasan, tekanan darah, nadi, serta respons terhadap stimulus eksternal terhenti.
Baca Juga : Kumpulan Doa untuk Orang yang Meninggal